Rabu, 03 September 2014

Pulau Lombok Bukan Cuma Pulau gili Trawangan, Ada Pulau gili Sudak

Matahari siang tersebut cukup menyengat. Namun teduhnya kapal perahu yang kami tumpangi, dan semilirnya angin laut sepoi-sepoi, membuat udara dalam Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, jadi sejuk.
Suara mesin kapal yang sedikit berisik, berbenturan juga bunyi ombak minor yang menghantam sisi bawah kapal. Sepanjang mata memandang, terlihat laut biru muda yang dikelilingi oleh tepi pulau hijau dalam sekitarnya. Sesekali terlihat dan kapal dan perahu yang melintas.

Perjalanan dari tepi pulau Lombok ke sesuatu pulau minor bernama Gili Sudak tersebut pun menjadi amat mengasyikkan. Berbicara soal pulau gili - begitulah mereka membicarakan pulau sampingan dalam sini - pasti kamu langsung teringat juga Pulau gili Trawangan. Sebuah pulau gili yang sungguh telah sangat populer dalam negara wisatawan di juga luar negeri.

Namun kami sengaja menentukan pulau gili lain, yang selalu sepi dengan jauh dari keramaian manusia. Demi dikenal, Pulau Lombok tersebut memang memperoleh sangat banyak pulau gili dalam sekitarnya, juga kebanyakan tetap menanggapi ramai dijamah manusia.

“Welcome to our island. Nobody here. Just you and me. Pulau tersebut tetap amat jarang pengunjungnya. Selalu perawan, kamu yang memerawaninya,” tutur pemandu tamasya kami, Fakhrurozi, ketika kapal sampingan kami akirnya merapat di Pulau gili Sudak.

Sesuai serta yang dikatakan Fakhrurozi, hanya terdapat beberapa bangunan dalam bagian luar pulau ini. Sementara pada sisi dalamnya adalah pohon-pohon hijau yang membentuk suatu hutan belantara.
Pengunjungnya ketika itu juga, kebetulan sekedar rombongan kami saja. Kesan liar dengan eksotis langsung terasa menyebar pada semua penjuru pulau tersebut.

Kita pun langsung disambut tapi rekan-rekan Fakhrurozi yang telah menunggu dalam sana. Makanan lezat langsung dihidangkan, mengingat saat ketika tersebut menunjukkan jam makan siang.

Perut yang pertama sudah keroncongan juga langsung dipenuhi dan ikan laut bakar dengan kelapa muda. Menu yang sungguh pas disantap dalam pinggir pantai, sambil memandangi panorama laut biru nan indah.

Sehabis perut kenyang, ketika yang ditunggu-tunggu pun tiba. Snorkeling. Demi mampu menanggapi terumbu karang juga ikan-ikan yang indah, tak butuh bergerak sampai jauh menuju tengah laut.

Sekedar berjarak bermacam meter dari tepi pantai, terumbu karang juga sudah mulai bermunculan. Namun bahwa bergerak lebih menuju tengah lagi, tentu saja spesies terumbu karang serta segala bentuk ikan semakin ramai bermunculan.

Melihat beberapa ikan yang tak dilihat nama dan jenisnya itu meliuk-liuk pindah masuk terumbu karang, menimbulkan rasa iri. Seumpama bisa, rasanya berharap menjelma menjadi spesies ikan dengan ikut berenang dalam antara terumbu-terumbu karang tersebut. Tinggal sementara pada dunia bawah laut yang apik, melupakan kepenatan yang sudah ada di daratan.
Selain biota bawah lautnya memang indah serta kaya, keasyikan snorkeling pada Pulau gili Sudak ini juga didukung tapi arus air lautnya. Arus air laut yang rileks, bukan berombak, menjadikan keasyikan tersendiri saat kamu mencelupkan bagian wajah kamu ke permukaan air. Anda berhasil melongok menuju dasar laut dan santai, nyaman serta damai seakan tanpa gangguan.
“Kalau ombaknya besar, susah demi snorkeling. Nanti bisa pusing serta mual,” kata Fakhrurozi.

Hujan Bukan Rintangan
Berwisata alam ketika musim hujan seperti sekarang memang mampu jadi masalah besar. Acara liburan mampu rusak pada sekejap dan hujan yang asal mengguyur. Tetapi sebuah tersebut tidak berlaku kepada kami.
Meski hujan cukup deras telah mulai turun, namun kami masih asyik menyatukan diri serta alam yang ada di Gili Sudak. Tak berada yang mundur saat hujan turun mengguyur.

Beraneka tetap asyik snorkeling. Tetapi ada serta yang telah sejak beralih ke pagelaran lainnya, mengayuh-ngayuh perahu kano. Nah, kekurangan yang tetap selalu terasa dalam Pulau gili Sudak tersebut yaitu minimnya fasilitas.
Selain snorkeling dan perahu kano, serupa satu kali bukan tersaji fasilitas hiburan yang lain. Tapi suatu itu wajar mengingat selalu jarangnya pelancong yang mengunjungi tempat tersebut.

Menjadi, beberapa pada diantara kami yang sudah puas dan snorkeling, juga tidak kebagian perahu kano yang jumlahnya minim, menikmatinya dan berenang atau sekadar berendam. “Kalau ke atas malah dingin, enak dalam sini berendam, hangat,” ucap Danu, satu diantaranya jurnalis sarana dunia maya.

Pulau gili Ukuran Mini
Dari Pulau gili Sudak, terlihat sesuatu gili berukuran mini yang dinamakan Pulau gili Gendis. Kami juga menyempatkan diri menyeberang ke sana karena bentuknya yang sejak tadi membuat kami perhatian.
Gili Gendis dalam Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Cuma butuh ketika sekitar lima menit demi menyeberang menikmati perahu mesin. Semakin perahu mendekat, rupa Gili Gendis semakin tampak lanjut.

Bentuk pulaunya hampir membentuk lingkaran. Dalam bagian luar, pulau, pasir putih kecokelatan kelihatan melingkar mengikuti kontur pulau. Sedangkan di sesi dalam, terdapat pepohonan lebat yang juga membentuk lingkaran.

Sesampainya di sana, kami pun memutuskan demi makin mengetahui gili tersebut dan berjalan satu putaran mengitarinya. Cuma berada seorang gardu kecil di pulau gili ini, sisanya selalu alami tanpa modifikasi tangan-tangan manusia. Kesan liar serta eksotis pastinya makin kentara pada Gili Gendis tersebut. Berhenti berkeliling, Fakhrurozi yang senang bercanda juga kembali berkelakar.

“Nanti apabila kalian pulang ke Jakarta, kalian mampu gossip bahwa kalian telah berjalan kaki keliling seorang pulau,” selorohnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar